Jakarta - Warnet kini tengah berjuang menjaga
eksistensinya. Jika dulu banyak warnet yang begitu takut razia software
dapat mematikan bisnis mereka. Kini tantangan yang datang berganti,
bukan lagi razia. Lantas?
Menurut mantan Kepala Perwakilan
Business Software Alliance (BSA) Indonesia, Donny A. Sheyoputra, pemilik
warnet sekarang tengah berjuang untuk tetap hidup. Pasalnya, pengunjung
semakin berkurang, dan akses internet bisa didapatkan dari gadget yang
murah.
"Musuhnya sudah bukan lagi polisi yang melakukan razia software," tukasnya kepada detikINET.
"Laptop
murah semakin banyak, akses broadband semakin mudah. Jadi semua bisa
terkoneksi internet lebih gampang. Sedangkan tarif Rp 3.000 per jam
sudah tidak bisa lagi menutup biaya operasional mereka," imbuh Donny.
Tantangan
lainnya adalah persaingan yang tidak sehat di antara pebisnis warnet.
Dimana beberapa warnet beroperasi dengan cara mencuri listrik dan
menggunakan software bajakan.
"Jadi warnet ilegal inilah yang
melakukan 'kanibalisme'. Jadi musuhnya sudah bukan polisi jahat, tapi
sesama mereka yang bersaing tidak sehat," tukas pria yang kini
menjalankan Advokat & Konsultan HKI Sheyoputra Law Office tersebut.
Padahal,
lanjutnya, dengan segala keterbatasan yang ada, banyak warnet yang
sudah makin sadar HKI. Bahkan tidak sedikit di antara mereka yang
terpikir mau mendaftarkan HKI mereka, termasuk merek.
Tapi karena
profit mereka semakin kecil dan tidak cukup untuk biaya operasional,
maka niat baik itu terus tertunda. Akibatnya, HKI mereka -- seperti
merek -- tidak terlindungi.
"Di sisi lain, negara kehilangan
potensi pemasukan yang seharusnya bisa ada jika warnet-warnet ini daftar
HKI. Sementara sebagian warnet-warnet kecil yang ilegal pada
enak-enakan merusak harga dengan mencuri listrik," Donny menandaskan.
Menurut
kompilasi data Kementerian Komunikasi dan Informatika sendiri, pada
tahun 2011, jumlah warnet yang beroperasi di Tanah Air diperkirakan ada
20 ribu. Jumlah itu termasuk game center.
Sementara menurut
Internet World Statistic, Indonesia menempati urutan ke-4 setelah China,
India dan Jepang dengan pengguna internet mencapai 40 juta dari total
populasi 245 juta jiwa.
http://www.detikinet.com/
0 komentar:
Posting Komentar